Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resep Jitu Membuat Siswa Nyaman di Kelas


Oleh : Mahyuni  Siregar

Setiap guru memiliki metode pembelajarannya masing-masing. Tidak ada yang sama. Semua guru memiliki triknya masing-masing dalam membelajarkan siswanya. Mulai dari guru yang doyan melakukan eksperimen, gemar melakukan diskusi untuk membuat siswanya lebih kritis sampai gemar menerapkan metode penugasan ke siswanya untuk melatih siswanya lebih bertanggung jawab dan mandiri.  Untuk mendukung strategi pembelajaran yang diterapkan seorang guru, tidak terlepas dari yang namanya metode pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pakar pendidikan, Wina Sanjaya menyatakan strategi pembelajaran adalah sebuah perencananaan yang berisi mengenai rancangan suatu kegiatan pembelajaran yang sengaja didesain seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bukanlah  perkara hal yang mudah bagi seorang guru. Guru harus mengenal peserta didiknya secara keseluruhan. Baik itu gaya belajarnya dan karakternya.

Meskipun demikian dengan banyaknya metode pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang ada bukan berarti seorang guru fokus pada pemilihan metode pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat. Melansir dari situs repository.ac.id ada beberapa strategi pembelajaran ada dua strategi pembelajaran yakni strategi ekspositori langsung,strategi belajar tuntas dan strategi deduktif maupun induktif. Walaupun demikian masih banyak strategi pembelajaran lainnya. Dimana setiap masing-masing tokoh ahli akan berbeda dalam memaparkan strategi pembelajaran. Salah satu tujuan strategi pembelajaran itu sendiri adalah untuk membuat tujuan pembelajaran yang akan diraih dapat berjalan sebagaimana mestinya atau bisa dikatakan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Hal yang sama juga berlaku pada pemilihan jenis metode yang akan dipilih seorang guru. Melalui metode pembelajaran yang akan diterapkan seorang guru diharapkan menjadi sebuah cara yang tepat guna untuk menjalankan sebuah strategi. Untuk itu sebelum memilih strategi pembelajaran yang tepat maupun metode yang tepat untuk membelajarkan siwa, penting seorang guru harus membuat nyaman peserta didiknya sendiri. Karena nyamanlah yang membuat orang akan betah. Begitu juga dengan seorang siswa, kalau siswa itu sudah nyaman belajar di dalam kelas maka akan mudah bagi seorang guru mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut ada beberapa hal yang harus seorang guru maupun calon guru perlu coba lakukan untuk membuat siswanya nyaman belajar di dalam kelas.

Jadilah seorang pendengar yang baik untuk siswanya

Kepribadian siswa bermacam-macam. Ada siswa yang pendiam, siswa yang aktif, siswa yang mudah bergaul dan lain-lain sebagainya. Percis seperti sedang ada masalah, semua orang pasti membutuhkan tempat untuk bercerita. Begitu juga dengan siswa. Tidak semua siswa yang mampu mengutarakan masalahnya dengan sangat terbuka. Ada siswa yang mudah untuk bercerita hingga ada siswa yang hanya mampu diam menahan masalahnya sendiri. Meskipun begitu disinilah peran guru sebagai pembimbing. Guru harus membimbing dan mengarahkan peserta didiknya. Guru harus mampu seperti sahabat dengan kata lain teman untuk bercerita. Untuk mewujudkan itu guru harus menjadi pendengar yang baik keseluruh siswanya. Guru harus dekat dan kenal semua siswa yang diajarnya. Jangan bangun dinding pembatas sehingga membuat siswa tidak berani bercerita.

Jangan jadi guru diktator, berikan mereka pilihan

Seorang guru diktator akan selalu memaksakan kehendaknya ke peserta didiknya. Bisa dibilang siswa tidak memiliki kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya dan siswa mau tidak mau harus menuruti segala perintah gurunya. Diktator akan membuat orang yang merasakannya menjadi orang yang tidak bebas berbuat. Meskipun kita seorang guru, bukan berarti guru adalah pemegang kendali seluruh aktivitas yang akan siswa lakukan. Hal ini sejalan dengan pernyataan salah satu dosen Psikologi, Farah Farida.

Melansir pernyataan ini di situs tribunnews.com, Farah mengungkapkan ada dua hal yang perlu seorang guru perhatikan agar makna dari pembelajaran itu tercapai. Salah satunya guru maupun siswa harus seimbang. Seimbang disini maksudnya adalah terjalin komunikasi yang setara atau dengan kata lain guru tidak boleh  bersifat diktator. Meskipun mereka hanya sekadar siswa perlakukanlah mereka seperti teman yang layak untuk seorang guru untuk  mendengarkan pilihannya. Untuk tidak menjadi seorang guru yang diktator guru harus mencoba menempatkan dirinya sebagai siswa.

Seorang siswa pasti akan senang jika ada kebebasan untuk memilih. Dalam artian siswa itu tidak dikekang. Contohnya sederhana saja. Siswa diperbolehkan memilih tempat duduknya yang siswa itu senangi, siswa diperbolehkan memilih teman sekelompoknya atau diperbolehkan memilik topik soal yang siswa itu senangi untuk dikerjakan. Namun meskipun demikian memang kekurangannya dalam memperbolehkan siswa itu memilih teman sekelompoknya sendiri akan membawa peluang terbesar terbentuknya geng-geng di dalam kelas dimana teman-teman yang malas dan lambat dalam berpikir akan dijauhi. Nah disinilah peran guru untuk menjadi orang yang bijak dan adil untuk memutuskan. Meskipun demikian, bukan berarti siswa akan berbuat sesukanya. Tetap ingatkan pada mereka bahwa segala pekerjaan akan dinilai baik secara pribadi maupun kelompok dan akan ditempel hasil nilainya di depan kelas. Maka dengan begitu setiap siswa akan mempunyai tanggung jawab sekecil apapun tugas yang diberi.

Guru yang mahir dalam bermotivasi

Melansir dari liputan berita liputan6.com saat rasa malas mulai merasuki diri pelajar, hal yang dapat dilakukan adalah perlunya kata-kata motivasi agar semangat siswa kembali muncul. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri siswa sehingga membuat siswa semangat dalam belajar atau dengan kata lain motivasi bagaikan penggerak siswa itu mau belajar atau tidaknya. Untuk membuat siswa merasa nyaman berada di dalam kelas tidak ada salahnya mencoba menjadi pemotivasi. Bahkan hanya sekadar kata-kata singkat saja namun jika kata-kata itu sudah bermakna dan menyentuh siswa, siswa akan mudah untuk dapat dimotivasi. Sebisa mungkin walaupun seorang guru dituntut untuk menyampaikan materi pembelajaran, sempatkanlah untuk memberi peserta didik dengan motivasi-motivasi hidup yang berharga.

Kedudukan motivasi berbeda dengan menasihati. Kalau menasihati tujuannya untuk menegur siswa agar siswa tidak mengulangi perbuatan yang merugikan dirinya. Sebaliknya motivasi bertujuan untuk membuat hidup siswa lebih semangat terutama dalam belajarnya. Saat seorang guru memberikan motivasi, perlakukanlah mereka layaknya teman yang sangat butuh dimotivasi dan mulailah untuk menyapa mereka dengan sapaan yang ramah. Dengan demikian siswa yang sering mendapat motivasi akan merasa bahwa keberadaanya diperhatikan.

Jangan memaksakan deadline harus dikejar

Hal ini sejalan dengan pendapat Damayanti dalam bukunya yang berjudul ”Sukses Menjadi Guru Yang Humoris dan Idola”. Menurutnya untuk membuat siswa nyaman dikelas adalah dengan menegakkan deadline sambil berusaha menghargai usaha siswa itu sendiri (Damayanti, 2016). Deadline sendiri diartikan sebagai batas akhir waktu pengumpulan tugas. Bagi seorang guru yang tegas dan disiplin, mematuhi deadline menjadi tolak ukur penilaiannya.  Meskipun begitu seorang guru harus mengingat bahwasanya siswa bukanlah robot.Untuk mewujudkan siswa untuk nyaman di dalam kelas, guru jangan memaksakan deadline apalagi sampai mengatakan jika tugas dikumpul lewat dari deadline tidak akan diterima. Maka siswa yang rajin dan disiplin lah yang besar kemungkinan akan seberusaha mungkin untuk mengumpulkan tugas sesuai waktunya.

Sedangkan siswa yang kurang termotivasi akan mengalami hambatan. Alhasil siswa yang kurang termotivasi akan menganggap dirinya akan  sia-sia meskipun mengumpulkan tugas terlambat. Sebisa mungkin untuk menghargai tugas mereka meskipun terlambat. Seorang guru bisa mengaatkan seperti ini ”Walaupun anak-anak Ibu ada yang telat mengumpul tugas, tetap akan Ibu harga tetapi nilainya tidak sebesar anak-anak Ibu yang berhasil mengumpulkan tugas tepat waktunya”. Dengan ada sedikitnya rasa menghargai seorang guru terhadap siswa yang tidak disiplin akan membuat mereka setidaknya tugas dihargai meskipun terlambat.


*Penulis merupakan mahasiswi program studi Bimbingan Konseling Islam yang sedang melaksanakan KKN DR UIN-SU, Kelompok 62
Tri Ayu @triayunst
Tri Ayu @triayunst Hello, I am writer of the Pojokata site. My name is Tri Ayu (Instagram @triayunst). I am a writer who has produced 6 books such as scholarship books, poetry, and novels. I am also an SEO Writer who has experience in displaying dozens of articles on the main page of the Google search engine. I love photography, videography, product reviews, beauty & lifestyle, cooking, finance, technology, etc. I am also an Content Creator and Blogger with experience in creating content. You can collaborate with me by contacting my Instagram or email triayunst.id@gmail.com. Come on, build partnership and let's be friends with me!

Posting Komentar untuk "Resep Jitu Membuat Siswa Nyaman di Kelas"