Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rawan Bencana, BEM STIK-P Gelar Kelas Jurnalistik bersama PFI


(Pojokata/Nanda Tanjung).

MEDAN - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P) bekerjasama dengan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan dan Kelompok Studi Fotografi (KSF) Potret menggelar kelas fotografi jurnalistik bertajuk The Journalism Literacy Photo Reporting Programme "The Unexpected Disaster" di kampus STIK-P, Jalan SM Raja, Kota Medan, Selasa (9/7/2019).

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan fotografer, mahasiswa, komunitas fotografi, anggota PFI dan bertujuan untuk memberitahu bagaimana seorang wartawan atau fotografer jurnalistik dapat menyampaikan informasi dengan cepat kepada masyarakat luas terhadap bencana maupun konflik.

"Kelas Foto Jurnalistik ini diadakan agar mahasiswa maupun fotografer jurnalistik mampu menyampaikan informasi mengenai bencana yang terjadi dengan berbagai cara atau metode dalam penanganan bencana," ujar Panyahatan Siregar selaku ketua panitia.

Ketua BEM STIK-P, Odi Siregar menyatakan foto jurnalistik bencana alam dan rawan konflik perlu digalakkan dan didukung semua komponen masyarakat. Harapannya agar wartawan atau fotografer jurnalistik dapat mengetahui dan memahami berbagai solusi saat terjadi bencana alam dan konflik.

"Pengetahuan tentang The Unexpected Disaster sangat diperlukan. Terimakasih kepada Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan yang telah mendukung kegiatan kelas jurnalistik ini," ungkap Odi.

Rahmad Suryadi sebagai Ketua PFI Medan juga menyampaikan apresiasinya pada narasumber dan pelatihan yang diadakan sebagai edukasi bagi para fotografer jurnalistik terutama tentang rawan bencana.

"Kegiatan seperti ini sangat bagus diadakan di Sumatera Utara karena mengingat bahwa wilayah ini merupakan daerah yang rawan bencana," sambung Rahmad.

Narasumber kelas jurnalistik, Bea Wiharta sebagai Independent Photojournalist menjelaskan pengalaman dan kisahnya selama menjadi Photojournalist melalui berbagai karya foto dan video yang telah diambil pada bencana alam, tragedi dan konflik seperti di Aceh, Banten, Lombok, Palu, Tiga Ras, Afganistan, hingga Lion Air.

Selain itu, Bea Wiharta juga menambahkan beberapa tips persiapan jurnalis sebelum terjun ke lapangan, pentingnya sebuah berita dan nyawa, etika fotografi konflik, dan cara membangun mental fotografer ketika menghadapi situasi rawan bencana dan konflik. (TAAN)

Editor: Nanda Tanjung
Tri Ayu @triayunst
Tri Ayu @triayunst Hello, I am writer of the Pojokata site. My name is Tri Ayu (Instagram @triayunst). I am a writer who has produced 6 books such as scholarship books, poetry, and novels. I am also an SEO Writer who has experience in displaying dozens of articles on the main page of the Google search engine. I love photography, videography, product reviews, beauty & lifestyle, cooking, finance, technology, etc. I am also an Content Creator and Blogger with experience in creating content. You can collaborate with me by contacting my Instagram or email triayunst.id@gmail.com. Come on, build partnership and let's be friends with me!

Posting Komentar untuk "Rawan Bencana, BEM STIK-P Gelar Kelas Jurnalistik bersama PFI"