Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pergeseran Aspek Kehidupan Akibat Covid 19


Oleh : Farah Ayasa Medina  


                                                                     PENDAHULUAN

 

Pandemi corona masih belum mereda hingga saat ini. Sudah hampir 6 bulan segala aspek kehidupan berubah drastis dari yang biasanya. Banyak negara kewalahan dengan cepatnya virus ini menyebar. Hal ini dikarenakan kelumpuhan yang tidak hanya karena banyak orang kehilangan nyawa, melainkan virus ini juga menggerogoti perekonomian dunia. Di sinilah duka tersebut dimulai.

Ada banyak aspek yang terdampak akibat wabah Covid-19 bukan hanya perekonomian saja yang turut terkena imbasnya tetapi juga pendidikan indonesia. Akibatnya, semua sekolah dari SD hingga SMA terpaksa harus ditutup dan seluruh para pelajar diharuskan untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Begitu halnya dengan perguruan tinggi yang terpaksa harus melaksanakan perkuliahaan dari rumah. Semua murid, mahasiswa, guru dan dosen harus siap dan mampu melakukan pembelajaran E-Learning. Tetapi pasti tetap ada kendala, apalagi sekolah-sekolah yang sangat kurang fasilitas seperti sekolah yang berada di perkampungan terpencil.

Belum lagi dampak sosial yang dialami. Dengan adanya pandemi ini, semua kegiatan sosial, kebiasaan sehari-hari, acara-acara daerah yang sudah dinanti harus ditiadakan. Karna untuk mengurangi penyebaran virus covid 19. Akhirnya banyak yang terbengkalai dan harus ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Tidak hanya dalam hal kesehatan tetapi juga dari aspek ekonomi, pendidikan, dan kehidupan sosial.

 

PEMBAHASAN

 

Dampak Covid 19 Terhadap Ekonomi

Pada awal munculnya covid 19 di suatu provinsi  Indonesia, kondisi perekonomian belum terlalu mengganggu. Setelah covid 19 menyebar ke seluruh provinsi dan memakan banyak korban jiwa, pemerintah meminta untuk masyarakat menghentikan seluruh kegiatan di luar. Itu artinya menghentikan juga laju perekonomian di Indonesia karena hampir setengah penduduk indonesia mencari nafkah di luar rumah.

Saat muncul kebijakan untuk tetap di rumah saja, masyarakat mulai gelisah. Karena berdampak pada kehidupan ekonomi banyak orang. Perusahaan yang besar dan cukup terkenal saja diminta untuk merumahkan para karyawannya. Tidak hanya itu pengusaha juga banyak yang bangkrut dan akhirnya harus memecat sebagian karyawannya, karena pendapatan yang menurun, mereka tidak bisa menggaji karyawan yang banyak.

Para pedagang juga terkena imbas, mereka dilarang keras untuk berjualan pada saat itu. Setiap razia barang-barang mereka diangkut dan diusir untuk pulang. Dampak perekonomian ini yang rasanya miris sekali. Bahkan membuat mereka mengatakan "Meninggal bukan karena corona tetapi karena kelaparan".

        

Dampak Covid 19 Terhadap Pendidikan

Bukan hanya berdampak pada perekonomian bangsa tetapi juga berdampak ke pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. Adanya wabah virus corona ini menghambat kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara tatap muka.  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran No 3 tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan pada 9 Maret 2020; Surat Edaran Menteri Kesehatan No HK.02.01/MENKES/199/2020 pada 12 Maret 2020; dan Surat Edaran Sekjen Kemendikbud No 36603/A.A5/OT/2020 pada 15 Maret 2020. Hal ini untuk melakukan tindakan pencegahan yang efektif atas wabah yang sudah menjadi pandemi global.

          Di antara kebijakan yang diambil ialah meniadakan kegiatan perkuliahan di lingkungan kampus serta melakukan karantina mandiri mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan termasuk tidak melakukan pertemuan di tempat umum sekaligus menghidupkan perkuliahan dan bimbingan tesis/skripsi secara daring. Kebijakan itu mulai dilaksanakan 16 Maret hingga 3 April 2020. Banyak sekali kesulitan ketika kebijakan baru ini dilakukan.

Karena tidak adanya perkuliahan tatap muka maka perkuliahan dilakukan secara daring dirumah masing-masing. Hal yang perlu disiapkan untuk belajar daring itu adalah pertama ketersediaan perangkat dan tentu paket data internet yang masih dikelola secara mandiri. Kedua, tidak semua dosen dan mahasiswa mampu mengoperasikan sistem pembelajaran daring dengan begitu pula mempersiapkan bahan perkuliahan secara digital.

Dengan diterapkannya pembelajaran dari rumah ini, bukan membuat murid dan mahasiswa menjadi semangat untuk belajar tetapi semakin malas dan bersantai. Untuk beberapa sekolah yang fasilitasnya lengkap yang sudah memadai dan murid-muridnya dari kalangan menengah ke atas, mereka tidak kesulitan dengan pembelajaran daring ini. Coba kita bandingkan dengan  anak-anak sekolah di perkampungan terpencil, bisa dibayangkan bagaimana mereka belajar. Mereka diwajibkan belajar dari rumah menggunakan handphone sedangkan untuk makan saja kesulitan karena pandemi ini, orang tua mereka di PHK, tetapi mereka diwajibkan aktif dan mengikuti pembelajaran daring dengan membeli kuota internet secara pribadi tanpa ada bantuan dari sekolah. Ini salah satu hal yang memprihatinkan.

Jika melihat hambatan yang terjadi akibat Covid-19 pada mahasiswa, kesulitan juga semakin meningkat. Apalagi untuk mereka yang sudah di semester akhir. Banyak dari mereka yang terhambat skripsiannya karena mungkin dosen pembimbing nya yang sulit ditemuin karena pandemi ini. Yang seharusnya bisa cepat selesai jadi semakin lama. Wisuda yang ditunda sampai waktu yang belum ditentukan, membuat mereka yang merasakan pahitnya menjalani kuliah selama 4 tahun, harus menunggu keputusan oleh pihak kampus tentang wisuda, tetapi banyak dari mereka yang tidak terima jika harus wisuda daring.

Belum lagi, pihak kampus yang tidak memberikan keringanan terhadap uang kuliah. Jangan kan keringanan uang kuliah, subsidi untuk mahasiswa belajar dirumah juga tidak ada. Jika memang ada keringanan uang kuliah, itu hanya diberikan untuk orantua yang di PHK. Tetapi untuk mereka yang anak dari PNS, ASN, BUMN sama sekali tidak ada keringanan, padahal yang terkena dampak di covid 19 ini bukan hanya segelintir orang, tetapi semuanya. Lalu kenapa tidak disama ratakan untuk semua mahasiswa mendapatkan keringanan uang kuliah?

Dampak Covid 19 Terhadap Kehidupan Sosial

Selain ekonomi dan pendidikan, dampak covid 19 sudah pasti memberikan efek ke kehidupan sosial kita. Orang indonesia sangat dikenal dengan ramah tamahnya dan juga kebiasaan orang indonesia adalah berjabat tangan, tetapi dengan adanya covid 19 ini semua orang pada enggan untuk melakukan jabat tangan. Semua orang mencoba menghindari satu sama lain. Bahkan saat hari yang di tunggu-tunggu oleh umat islam yaitu hari raya idul fitri  di mana setiap orang akan berkumpul dan merayakannya bersama keluarga  tetapi karna covid 19 ini semua orang hanya merayakan  di rumah masing-masing. Padahal setiap tahunnya ada kebiasaan yang dilakukan yakni sungkeman dan halal bil halal.

Tidak hanya itu, banyak acara-acara tahunan yang biasa di gelar harus diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Contohnya saja konser musik, harusnya sudah banyak konser musik yang berjalan di tahun ini persiapan sudah dilakukan tapi tetap tidak bisa berjalan karna pandemi ini. Kekecewaan tidak hanya dirasakan oleh para musisi-musisi Indonesia tetapi dirasakan juga oleh semua penikmat musik.

Banyak hal yang terhambat karena pandemi ini, salah satunya industri perfilman. Karena tidak diperbolehkan adanya kerumunan, maka para produser atau sutradara harus diam dan tidak melakukan proyek film yang sudah di rencanakan. Tidak adanya film, bioskop juga kosong dan harus vakum untuk bebapa waktu. Rasanya sedih melihat situasi yang terjadi saat ini, orang sakit tidak ada yang menjenguk. Tetangga sedang berduka, tidak ada yang datang untuk bertakjiah. Semua orang saling menjauh. Bahkan saat seseorang hanya sakit demam dan flu biasa, dianggap terkena covid-19. Karena hal ini juga banyak orang yang tidak berani pergi berobat kerumah sakit.

Orang-orang pada takut divonis covid 19, mereka takut dijauhi dan dikuburkan secara covid-19. Jadi sekarang banyak orang yang bertahan di rumah ketika sakit dan memilih untuk minum obat sendiri agar tidak divonis covid-19. Karena seperti mereka yang meninggal terkena covid-19, dikuburkan tanpa ada kerabat yang mengantarkan sehingga sekarang kita harus selalu menjaga kesehatan dan kebersihan. Selalu patuhi protocol kesehatan dan jangan mengganggap remeh covid 19.

 

KESIMPULAN

 

Covid 19 bukan hanya menyerang tubuh kita akan tetapi Covid-19 juga menyerang seluruh aspek kehidupan di dunia ini. Seperti perekonomian yang hancur, banyak perusahaan yang bangkrut, pegawai yang di PHK. Serta diberhentikannya seluruh kegiatan jual beli. Untuk dampak covid-19 di sektor pendidikan, masih banyak siswa yang tidak memiliki fasilitas untuk melakukan pembelajaran daring. Ekonomi orang tua yang menengah ke bawah, akan sulit untuk mereka membeli paket internet. Sedangkan pihak kampus dan sekolah pun tidak memberikan subsidi kepada mahasiswa dan murid. Jika dilihat dari dampak kehidupan sosial, kita semakin jauh satu sama lain dan saling menghindar. Pada akhirnya kita melupakan kebiasaan yang menjadi identitas kita sebagai orang Indonesia.


*Penulis merupakan mahasiswi program studi Ilmu Komunikasi yang sedang melaksanakan KKN DR UIN-SU, Kelompok 128 (DPL: Dr. Hj. Siti Halimah, M. Pd)
Tri Ayu @triayunst
Tri Ayu @triayunst Hello, I am writer of the Pojokata site. My name is Tri Ayu (Instagram @triayunst). I am a writer who has produced 6 books such as scholarship books, poetry, and novels. I am also an SEO Writer who has experience in displaying dozens of articles on the main page of the Google search engine. I love photography, videography, product reviews, beauty & lifestyle, cooking, finance, technology, etc. I am also an Content Creator and Blogger with experience in creating content. You can collaborate with me by contacting my Instagram or email triayunst.id@gmail.com. Come on, build partnership and let's be friends with me!

Posting Komentar untuk "Pergeseran Aspek Kehidupan Akibat Covid 19 "